Tak akan ada habisnya membicarakan
tentang negeri tercinta kita ini. Negeri yang kaya akan Sumber Daya Alam,
kebudayaan dan adat istiadat. Namun pengaruh globalisasi membuat budaya yg
asing masuk ke negeri ini mengakibatkan tergesernya kebudayaan dan adat istiadat
yang menjadi jadi diri negeri ini. Tidak seharusnya jati diri negeri ini
tergeser oleh kebudayaan - kebudayaan asing. Sebenarnya permasalah itu terletak
kepada masyarakatnya sendiri. Mengapa masyarakat indonesia lebih membanggakan
dan menirukan kebudayaan asing dari pada kebudayaan negerinya sendiri ? padahal
masyarakat asing pun terkesan oleh kebudayaan dan adat istiadat negeri ini.
Menurut survey , remaja jaman kini merasa malu untuk melakukan hal - hal yang
sesuai dengan adat istiadat daerah masing - masing, karena mereka beranggapan
bahwa hal tersebut sudah jadul, tidak jaman lagi. Itulah yang menyebabkan
kebudayaan negeri ini semakin lama semakin luntur. Tanpa terasa remaja kini
mulai meninggalkan kebudayaan. Sebagai contoh kecil bagaimana zaman muda oarang
tua kita dulu yang selalu menghormati orang yang lebih tua seperti orang tua
dan guru. Ketika guru mulai masuk halaman sekolah dan turun dari sepeda , murid
- murid berlarian untuk mencium tangannya , mengucapkan salam dan membawakan
sepedahnya ke tempat parkir. Adakah hal itu kita lakukan sekarang ??? Ketika
naik kendaraan umum seperti bus dan kereta api ada orang tua yang tidak
mendapatkan tempat duduk , apakah kita generasi muda siap untuk memberikan
tempat duduk kepada mereka?? Hal - hal kecil lainnya yang mulai luntur juga
adalah mencium tangan orang tua, gotong royong , senyum dan sapa saat bertemu,
bermusyawarah dan tangan kanan untuk hal yang baik.
Meskipun contoh diatas adalah
merupakan hal - hal yang kecil , namun akan sangat berdampak dalam pembentukan
karakter generasi muda yang akan datang. Dan kelemahan negeri ini untuk
melakukanperubahan adalah kurangnya kesadaran masyarakat, kurangnyapembelajaran
budaya, dan minimnya komunikasi budaya.
Perubahan
teknologi dari hari ke hari semakin cepat dan membantu kerjaan manusia. Tetapi
perubahan teknologi pula yang menyebabkan semakin menipisnya sikap sopan santun
diantara manusia saat ini. Dengan perkembangan teknologi audio visual kita
disuguhi banyak tayangan yang tidak mendidik seperti banyak film yang
memperlihatkan adegan kekerasan dan pornografi atau sex bebas. Coba kita lihat
banyak film-film barat yang melegalkan ciuman antara wanita dan pria yang nota
benenya bukan muhrim.
Banyaknya
adegan yang tidak sesuai dengan budaya kita dari film-film luar negeri.
Misalnya saja sekarang semakin banyak orang yang tidak merasa malu melakukan
ciuman di ruang terbuka bahkan melakukan adegan khusus dewasa di tempat umum.
Coba perhatikan perubahan anak-anak atau siswa-siswi atau mahasiswa-mahasiswi
kita. Dulu kita ketemu guru selalu memberi salam dan berjabatan tangan dengan
mencium tangannya tetapi sekarang sudah semakin jarang dilihat tetapi masih ada
yang melakukan itu.
Dulu
jika ada dua orang yang sedang berbicara dijalan kemudian kita lewat
ditengah-tengahnya maka kita mengucapkan kata-kata “punten”, “permisi” atau
“maaf” tetapi sekarang sering melihat orang yang lewat slonong boy saja alias
tidak pernah berkata-kata sopan seperti dulu. Mari kita lihat perubahan yang
lain. Dulu sebelum kita berangkat ke sekolah biasanya berjabat tangan dengan
kedua orang tua kita dan mencium tangannya. Tetapi sekarang sudah banyak anak
yang hanya pergi cuma minta uang kemudian langsung berangka
TATA
krama anak terhadap orang tua era kini berubah. Bukannya semakin membudaya
malah mulai menghilang. Contoh kecil tradisi mencium tangan atau memberi salam
yang sudah jarang dilakukan anak.
Sejak
lahir kita sudah diperkenalkan dengan budaya, baik budaya nusantara atau budaya
yang sudah di ajarkan sejak kita kecil, seperti mencium tangan orang tua,
mengucapkan salam ketika akan pergi dan pulang, memberi yang membutuhkan, dan
yang lainnya.
Anak
yang berlaku sopan tentu tidak didapat begitu saja. Sebagai orangtua Anda perlu
mengarahkan dan mengajarkan anak nilai-nilai yang penting, seperti sopan
santun, berbagi, berempati, serta membantu orang lain. Pola pengajaran yang
tepat bukanlah melalui nasihat, melainkan lewat contoh tindakan. Untuk itu
sebagai orangtua Anda harus konsisten berperilaku santun karena orangtua
merupakan role model bagi anak. Mengajar tata krama haruslah dimulai
dari rumah dan ini menjadi tugas para orangtua. Sejak mula, biasakan anak untuk
mengucapkan "terima kasih" atau "tolong" saat meminta
bantuan. Berikut beberapa jenis "pelajaran" tata krama yang
disesuaikan dengan usia anak.
Sudah
saatnya kita mulai berbenah sebelum budaya dan tradisi ketimuran kita hilang
ditelan derasnya budaya yang masuk ke Indonesia. Ternyata benar Indonesia
memang sudah merdeka tetapi ternyata penjajahan kebudayaan telah berkembang dan
berakar di bumi pertiwi ini. Mari kita lakukan perubahan.
Prihatin jika Budaya timur luntur di telan jaman
BalasHapus